Fresh Graduate Bisa Apa?

     Perubahan yang bersifat global kian terasa  cepat dan dinamis. Siapa yang tidak siap akan hal itu maka bersiaplah untuk mendapatkan berbagai tekanan dan situasi yang rumit. Seakan tidak pernah ada selesainya, permasalahan tenaga kerja masih menjadi Problem  bagi sebagian besar negara di dunia. 


         Meningkatnya jumlah angkatan kerja, tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang memadai. Ditambah lagi dengan kualitas dan skill tenaga kerja saat ini yang masih dibawah standar. mereka yang "hanya" lulusan SD, SMP, dan SMA belum mimiliki bidang yang menjuru pada kualifikasi tenaga kerja.  lemahnya system Pendidikan Indonesia adalah bagaimana para siswa dijejali dengan berbagai materi dan pelajaran. Padahal system yang demikian hanya akan membuat kemampuan anak tidak ter asah dengan baik. Mempelajari banyak ilmu menjadikan focus dan bakat mereka menjadi kurang ter eksplore. maka tak heran jika selama 12  tahun mereka bersekolah sedikit sekali ilmu yang mereka dapat dan bias diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

     Metode menghafal dan hanya terpaku pada teori semata hanya menjadikan otak manusia tidak berkembang dan jalan ditempat. 

        Ada  salah persepsi dalam masyarakat  menganggap anak yang jago matematika, fisika, kimia, dan mata pelajaran lain, maka dianggap sebagai anak yang pintar dan jenius. Padahal tidaklah demikian, setiap anak memiliki bakat dan kemampuannya masing-masing sebagaimana Tuhan menciptakan manusia saling berbeda satu sama lain. bahkan mereka yang kembar sekalipun mereka memiliki perpedaan yang signifikan. Tak jarang mereka yang menguasai banyak bidang mata pelajaran pada akhirnya hanya akan menggunakan sebagian atau beberapa bidang saja sisanya akan terbuang begitu saja. Pada yang demikian maka terjadi sebuah pembelajaran yang percuma, dimana ia mempelajari apa yang sebenarnya tidak ia sukai  yang jiwanya ridak ada disana hanya untuk mengejar nilai. 

   Pengenalan mata pelajaran tetap saja perlu, sehingga mengetahui minat dan bakat siswa. Namun proses pengenalan yang sampai memakan waktu hingga belasan tahun, maka itu hanya akan membuang-buang waktu saja. Bayangkan jika seorang anak gemar dan ingin menjadi seorang dokter,maka orang tua dan guru hanya mengarahkan kepada semua mata pelajaran dan pembelajaran yang berkaitan untuk mendukung langkahnya menjadi dokter. Ia tidak harus belajar Bahasa ataupun geologi. meskipun semua ilmu pengetahuan saling terkait satu sama lain. akantetapi dengan orang tua mengetahui keinginan dan bakat anak maka ia tidak harus memelajari semua ilmu dengan mendalam, cukup dengan apa yang berkaitan dengan bidang itu saja

       Dalam kehidupan saat ini, dunia kerja membutuhkan mereka yang berkeahlian khusus dala suatu bidang. sehingga apa yang dikerjakannya dapat berjalan dengan maksimal. Mereka yang ahli dalam suatu bidang akan mendapat penghargaan yang lebih tinggi ketimbang dengan mereka yang mengeri banyak bidang namun tidak secara mendalam bahkan hanya kulit ilmunya  saja. 

    Ditambah lagi Konsep pemahaman akan suatu pelajaran kurang dijalankan dengan baik. Hal ini tentu saja berkaitan dengan tenaga pengajar yang tersedia saat ini, dimana para guru kurang memiliki metode yang baik dalam menyampaikan materi yang dapat dicerna oleh sebagian besar siswa.

  Rentetan cara belajar yang melahap semua bidang pelajaran akan berimbas pada jenjang yang lebih tinggi yakni dalam dunia perkuliahan. sebagian siswa SMA tidak mengetahui akan kuliah dimana dan pada jurusan apa. karena apa?  ya karena ia selama ini belajar bukan pada apa yang mereka senangi, akan tetapi ia mempelejari semua pelajaran itu dengan tujuan untuk mendapatkan nilai bagus dan bisa lulus. Disinilah yang kemudian menjadi masalah, mereka belajar mati-matian siang dan malam hanya untuk mengejar selembar Ijazah yang kegunaannya pun tidak jelas. hanya sekedar pelengkap berkas  saat akan mendaftar pada suatu instansi.

   Dengan berbagai pemahaman dan sudut pandang, seorang siswa biasanya memilih jurusan kuliah yang dianggapnya mampun dan cenderung kurang memiliki referensi yang falid serta tidak mengaitkannya dengan apa yang menjadi kelebihannya. maka  tidak heran  jika ketika mereka masuk di dunia perkuliahan apa yang mereka pelajari tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Shingga munculah apa yang dinamakan "salah jurusan". ketika sudah demikian maka apa yang ia kerjakan tidak disertai dengan perasaan ingin tahu, karena ia terus menjalani masa perkuliahan dengan arah dan tujuan yang tidak jelas. kemana ilmu yang ia dapatkan akan digunakan? apa manfaatnya terhadap dunia luar? atau apa yang ia dapatkan selama ini?. jika sudah demikian maka ia tidak memiliki motivasi dalam belajar dan hanya mengejar gelar sarjana semata. 

      Setiap tahun ada ribuan bahkan ratusan ribu sarjana dari seluruh universitas di Indonesia, baik Negeri maupun Swasta.Mereka semua memiliki keingingan yang sebagian besar sama yaitu mendapatkan pekerjaan, selebihnya bagi mereka yang ingin melanjutkan studinya. Sedemikian banyak pencari kerja setiap tahunnya, maka persaingan dalam lapangan pekerjaan semakin meningkat. Mereka berlomba dengan waktu supaya tidak dibilang pengangguran atau supaya bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi dirinya sendiri.  Ketika mereka belum mendapatkannya juga, maka bersiaplah untuk bersaing kembali dengan orang yang lulus tahun sebelumnya dan juga orang yang lulus pada tahun berikutnya. 

       Mereka yang tidak memilki spesifikasi dalam suatu keahlian tertentu akan memiliki "daya jual" yang rendah. Dunia pekerjaan akan merekrtut mereka dengan kemampuan lebih. Boleh saja seorang bergelar sarjana, akantetapi itu belum menjamin orang itu menguasai bidang itu. Kembali lagi pada kemauan dan kesukaannya pada suatu bidang. Tak heran jika seorang yang bergelar sarjana Pertanian justru ia bekerja sebagai guru, ia yang sarjana Pendidikan bekerja di perbankan bukankah itu semua  memilki relevansi yang cukup jauh antara bidang ilmu yang ia pelajari dengan apa yang kemudian ia kerjakan.  Tidak salah memang dan tentu saja semua itu sudah digariskan oleh sang pencipta dan menjadi pilihan personal. Akantetapi bukankah itu akan menjadi luar biasa jika Ia bekerja sesuai dengan bidangnya, yang itu artinya ia mengaplikasikan ilmu yang ia pelajari dan milki dalam dunia nyata. Bukankah jika seseorang sudah tau kemampuannya dan ia focus pada bidang itu kelak ia akan menjadi seorang ahli  sehingga dihasilkan suatu karya yang membaggakan dari buah pemikirannya.

       Alhasil mereka yang telah diwisuda, tidak memilki modal banyak untuk masuk dalam dunia kerja. Hanya bermodalkan Ijazah dan transkip nilai yang meskipun sangat bagus itu hanya mengantarkannya pada meja seleksi berkas. Setelah itu kemampuan dan pengetahuannya lah yang menentukan hidup mereka. Pada kasus yang demikian, maka penting sekali mengenai penguasaan suatu bidang ilmu oleh seseorang. setiap orang pasti memilki keahlian dan karakteristiknya masing-masing.

       Seorang pesepak bola ia bisa terkenal dan jago dalam permainannya,buakankah ia belajar sedari kecil?. Seorang Ahli astronomi bukankah ia suka memandangi langit ketika malam? seorang penulis, bukankah akan menghasilkan kaya yang fenomenal karena ia gemar membaca? 

      Maka penting sekali bagi seseorang untuk menemukan bidangnya. Sehingga apa yang telah ia pelajari sekian lama menguras tenaga dan fikiran,menyita waktu dan biaya tidak terbengkalai begitu saja hanya karena ia tidak mengerjakan apa yang sebenarnya ia sukai. bagaimana kita mengetahui apa yang menjadi kesukaan kita? tentu saja dapat terlihat ketika kita sanggup melakukan hal itu meskipun tidak dibayar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KKN Di Desa Sendiri : Memberdayakan Rumah Sendiri Kenapa Tidak..?

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

Ngaret, "Bad Habbit" yang jadi budaya