Harga Kawan, Rasa Lawan | mengupas ringkas apa itu harga kawan dan harga lawan
Topik ini sangat menarik untuk
dibahas, karena sering terjadi dilingkungan kita, atau bahkan kita sendiri
pernah melakukannya.
Sebagian atau bahkan banyak orang
salah penafsiran mengenai apa itu harga kawan sebenarnya. Kasus ini sering
terjadi tatkala ada seseorang yang umpamanya berjualan, lantas karena kita
kenal maka kita minta harga teman atau bila perlu harga keluarga. Tentu saja
dengan harapan harganya akan lebih murah lagi.
Kita ambil permisalan si A berjualan
makanan ringan dengan harga Rp15.000, waktu Si B datang dan ia kenal dengan
penjualnya maka ia minta harga kawan menjadi Rp13.000. sudah barang tentu si A
akan sedikit berusaha untuk bertahan di harga yang tetap. berbagai bujuk rayu Si B meminta untuk terus
turun harga dengan alasan teman sendiri atau dengan harga yang turun tadi masih
untung atau alasan lainnya. Ketika Si A mengiyakan penawaran Si B, maka si B
merasa senang dan menang telah membeli dengan harga murah padahal sebenarnya ia
masih mampu untuk membeli dengan harga normal. Hanya karena tidak mau rugi
beberapa rupiah saja, ia rela untuk berdebat alot dengan si penjual.
Teman-teman yang berbahagia, dengan
kasus diatas yang sering kita jumpai bisakah kita melihat dari sisi lainnya?
Pernahkah kita berfikir perasaan yang menjualnya? Penjual tentu saja ingin
untung, ingin mengembangkan usahanya, dan tentu menjual dengan harga yang telah
diperhitungkan. penjual biasanya menjual dan menawarkan dengan teman
terdekatnya terlebih dahulu, sedangkan perilaku pembeli seringkali seperti pada kejadian
diatas. Tentu itu semua tidak mendukung teman. Apalagi penjual biasanya mereka
yang baru memulai usaha, baru merintis.
Jadi dimanakah letak “harga teman”
itu. Teman seharusnya mendukung usaha temannya. Disamping membeli juga
memberikan dukungan moril dan materil. Dukungan moril tentu cukup mudah untuk
dilakukan misal memberikan semangat, memberikan arahan, membantu mempromosikan usaha
temannya dll. Dan yang cukup jarang dilakuakan adalah dukungan materil. Apakah
kita harus menyumbang, apakah harus memberi uang? Tentu saja tidak. Cukup
dengan membeli sesuai harga yang ditawarkan, atau bahkan jika mampu membelinya
dengan harga yang lebih tinggi. Itulah sebenarnya harga kawan. Kita mendukung
usaha teman kita, bukan malah kita membuntungkan usaha teman layaknya soerang lawan.
Saya Kembali mengajak teman-teman untuk
melihat orang lain sebagai gambaran diri kita sendiri. Perlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan. Pilih-pilih orang dan tempat jika ingin
menawar harga.
Buat kamu yang punya usaha, tetap semangat dan
jangan mudah putus asa. Karena tidak ada orang terkaya di dunia jika mereka
pada awalnya menyerah dengan usaha mereka. Lakukanlah apa yang tidak orang lain
lakukan, maka kamu akan mendapatkan apa yang tidak orang lain dapatkan.
Komentar
Posting Komentar