Orang dewasa juga harus punya buku agenda Ramadhan
Buku agenda Ramadhan sepertinya menjadi buku wajib bagi anak-anak (termasuk kita mungkin) dulu dan mungkin sampai sekarang. Kita menggunakannya bukan karena butuh, tapi lebih kepada tugas atau perintah yang diberikan oleh guru di sekolah. kebanyakan memang begitu.
Semakin tinggi jenjang sekolah, buku ini mulai ditinggalkan begitupun kewajiban yang diberikan oleh sekolah. Sampai saat dewasa sekarang ini kita hanya cukup mendengarkan saja setiap ada ceramah tanpa harus mecatat dan meminta tanda tangan.
Jika kita amati lebih dalam, buku agenda Ramadhan sebenarnya memilik manfaat dan fungsi yang begitu kompleks dan penting. Seperti yang kita ketahui di dalamnya termuat berbagai agenda seperti absensi pelaksanaan puasa, sholat lima waktu, tadarus Al qur’an, ceramah, dll. Semuanya tersusun rapi dan sistematis lengkap dalam sebulan.
Dulu mungkin kita berlomba-lomba untuk mengisi semuanya dengan sempurna, ngaji full, puasa full, sholat full, supaya buku itu terlihat menakjubkan. Untuk sekelas anak-anak hal itu adalah hal yang wajar dan dapat memberikan motivasi untuk melakukan semua kegiatan tersebut.
Dengan adanya buku itu, kita jadi tau apa saja amalan yang sudah kita kerjakan dan belum. Kita selalu berusaha untuk memperbaikinya di hari esok. Ini memberikan efek positif terhadap amalan yang kita lakukan sehari-hari.
Dewasa ini kegiatan seperti ini mungkin dianggap tidak eranya lagi (itu Cuma kegiatan anak-anak), kita gak perlu lagi susah payah seperti itu.
Pernyataan di atas saya rasa kurang tepat, karena bagaimanapun penting untuk mengetahui apa saja amalan yang sudah kita kerjakan atau belum, atau sekedar mencatat materi yang disampaikan oleh penceramah. Kita bisa evaluasi amalan kita sehari-hari, memastikan tidak ada yang terlewat satu pun dan lebih punya target untuk memperbaiki dan meningkatkan amalan yang dilakukan.
“Malu lah masa udah gede masih aja bawa buku agenda Ramadhan, kayak anak-anak”
Bro sekarang kita ini udah besar, zaman udah maju, pemikiran kita juga mungkin jauh lebih berkembang. Kita bisa melakukan hal itu semua dengan cara yang bisa kita modifikasi sendiri. Seperti membawa buku agenda peribadi (Buku tulis) atau kita bisa mencatatnya di Hp (banyak aplikasinya). Kita bisa menyesuikan diri dengan tindakan yang bisa buat kita tetap nyaman untuk melakukannya.
Ada satu bagian penting di buku agenda Ramadhan yang menurut saya penting untuk disorot, yaitu pada bagian “ringkasan ceramah”. Mungkin sebagian kita sekarang ini menganggap materi yang disampaikan bisa diingat saja tanpa payah-payah menuliskannya, itu mudah.
Tapi ingat kita ini makhluk pelupa, yang terkadang harus mendengar atau membaca ulang untuk mengingatnya kembali. Begitu juga dengan materi-materi yang disampaikan di atas mimbar. Terkadang juga ada materi tambahan sangat penting, yang merubah pola piker kita atau menimmbulkan pertanyaan atau ide baru. Itu semua kemungkinan besar lupa jika tidak ditulis (di media apapun).
Ia harus ditulis untuk memudahkan kita mengarahkan kembali pada persoalan yang menarik itu.
Tentang menulis, soal diatas mungkin menjadi contoh kecil akan pentingnya menulis. Jika kita menoleh kembali ke sejarah. Kebanyakan bangsa besar sekarang ini adalah mereka yang selalu menuliskan apa yang mereka temukan, perhatikan, pikirkan, dan semua hal-hal penting pada sebuah kertas atau media lainnya. Maka tak heran jika kebanyakan peristiwa sejarah (terutama di Indonesia) lebih banyak kita temukan dalam tulisan dalam bahasa belanda dan China. Mereka adalah negara yang gemar menulis, dan benar saja bagaimana keadaan negara tersebut sekarang ini, MAJU!!!.
Selain hobi mencatat, mereka juga sangat baik dalam memanajemen kegiatan dan tau To do list mereka. kebiasaan kecil akan berdampak besar jika dilakukan berkesinambungan.
Ada sebuah kutipan “jangan bebani otakmu dengan apa yang ‘sebenarnya’ bisa dicatat” ya kembali lagi fakta bahwa manusia adalah makhluk yang kebanyakan mudah lupa.
Kembali lagi ke persoalan awal
bahwa penting kita untuk bisa mengetahui agenda yang kita lakukan selama bula
Ramadhan ini. Menjadikan Ramadhan kali ini tidak lewat begitu saja. Sehingga nantinya bisa kita cermati dan evaluasi untuk perbaikan
dan peningkatan di tahun mendatang, InsyaaAllah.
Komentar
Posting Komentar