Mana yang benar: Mencari barang yang ada atau mencari yang tidak ada?

Oleh -

 


A : Nyari barang itu yang ada, barang nggak ada kok dicari?

B : Nyari barang itu yang nggk ada lah, kalo udah ada ngapain dicari?

Demikian perdebatan itu berputar terus tidak ada habisnya. Seakan keduanya sama salah dan juga sama-sama benar.

Beberapa waktu yang lalu mungkin kita sedikit dibikin bingung dengan pernyataan di atas. Pertanyaan selalu berputar dan debat kusir tak terelakkan. Keduanya sama-sama memiliki pembenaran dan juga dapat disalahkan jika kita mencerna secara langsung pertanyaan itu.

 

                Setelah sekian purnama  akhirnya saya baru menyadari bahwa keduanya memiliki tempat dan waktu pembenarannya sendiri. Jadi dapat dijelaskan seperti berikut:

1.       Mencari barang itu yang tidak ada

Secara langsung mungkin benar, bahwa kita mencari barang yang memang hilang/habis (tidak ada). Namun ini ada tempatnya, yakni saat sedang berada di suatu tempat keseharian kita . Misal kita berada di rumah dan kita mencari potongan kuku, sayangnya potongan kuku itu tidak ada dan kita terus saja mencari. Pada situasi seperti itu pernyataan “mencari barang yang tidak ada” adalah benar. Ya karena kita mencari barang yang memang tidak ada atau belum diketahui keberadaannya. Jadi kita mencari barang yang tidak ada saat barang itu hilang atau tidak ada pada tempat biasanya.

 

2.       Mencari barang itu yang ada

Ya benar juga, bahwa kita mencari barang yang ada, kalo tidak ada ngapain dicari. Demikianlah pembelaannya. Namun kembali lagi bahwa, pernyataan itu ada tempatnya. Dimana? Ya pada saat kita memang pergi ke suatu tempat untuk mencari barang. Tentu kita tidak akan mencari buah mangga di toko penjual baju bukan? Atau mencari oli di penjual ikan. Kan itu tidak mungkin. Maka pada saat seperti itu, berlaku penyataan bahwa kita memang harus “mencari barang yang ada”, barang yang kita cari. Nyari sayur di toko sayur, nyari baku ya di toko buku.

 

Sampai disini pahamkan? Bahwa pernyataan di atas ada saatnya untuk digunakan sesuai tempat dan situasinya.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KKN Di Desa Sendiri : Memberdayakan Rumah Sendiri Kenapa Tidak..?

Oleh -
Gambar
          Dunia saat ini memang sedang mengalami masa sulit akibat pandemic yang berkepanjangan. Dimana wabah virus yang sudah kian meluas mengakibatkan banyak dampak baik dan juga buruknya sekaligus. Coronavirus merebak ke segala penjuru, menyebar ke sembarang tempat, dan   menular tanpa pandang status dan gelar. Nampaknya virus ini sangat adil bukan. Semoga lekas membaik.                 Ya, namun kali ini kita tidak akan membahas lebih dalam tentang asal-usul atau karakteristik   si virus ini. Dari sekian banyak akibat dari pandemic ini adalah terganggunya segala macam bentuk pembelajaran dan Pendidikan. Hampir seluruh negara telah meliburkan aktivitas pendidikannya dan menggantinya dengan belajar jarak jauh atau dari rumah. Mulai dari tingkat dasar, menengah, perguruan tinggi, sampai kelas privat sekalipun.         ...
Baca selengkapnya

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

Oleh -
Gambar
Ada yang udah ngambil mata Kuliah Kewirausahaan (KWU)? Gimana, apakah masih berjalan/produksi? salut buat kamu yang masih cinta dengan usaha dan produknya. Tapi, rasanya lebih banyak yang mundur dan cukup mengakhiri usahanya hanya sebatas pada saat nilai sudah keluar di Portal. Apa sebenarnya yang mendasari hal itu? Kenapa penjual bahkan “geli” melihat produknya sendiri? Apakah   produk itu dipilihnya sendiri atau ditentukan oleh dosen? Saya sendiri masuk kategori yang ditentukan oleh dosen. Apa alasannya? Supaya lebih adil, teratur, dan terarah pikirnya. Sambil disela kuliah Ia berucap “sebagian besar usaha kakak tingkat kamu tidak berjalan lagi sekarang” ujarnya kurang lebih sambil menampakkan wajah mengejek. Saya mendengar sambilketawa dalam hati. Sembari berfikir. Ya iyalah nggak jalan , gimana bisa kontinu kalo mereka sendiri aja nggak suka sama produknya, karena bukan pilihannya sendiri (udah kayak perjodohan datuk maringgi). Tentu ketika sebuah hal dijalankan den...
Baca selengkapnya

Ngaret, "Bad Habbit" yang jadi budaya

Oleh -
Gambar
         Waktu menjadi suatu komponen penting dalam kehidupan sehari-hari. keberadaan pengingat waktu menjadi sangat vital bagi mereka  yang peduli akan  betapa berharganya waktu itu.           Pada banyak aspek kehidupan sangat  mementingkan waktu dan ketepatan waktu. tak jarang orang yang mempunyai kedisiplinan dan selalu tepat waktu mendapat penghargaan yang tinggi dari pihak terkait. seperti contoh di Jepang, mereka sangat menghargai bagi mereka yang selalu  on time   bila melakukan sesuatu atau memilki janji. Betapa itu menjadi ciri mereka yang sangat disegani oleh banyak negara sebagai negara paling disiplin.          Dalam dunia kerja memang sangat mementingkan waktu itu sendiri, baik untuk mengambil keputusan, melakukan pertemuan, sampai pada waktu istirahat yang teratur dan terjadwal dengan baik. Seakan menjadi kebutuhan dan kepentingan utama untuk bisa memanajemen waktu den...
Baca selengkapnya