Jangan Mudah Percaya Kepada Mahasiswa : 10 penyakit mahasiswa dan masyarakat umum yang membuatnya tak pantas untuk dipercaya


Mereka yang punya ambisi
     Berbicara tentang mahasiswa, maka kita akan membahas dari banyak sisi kehidupan yang menyertainya. Dewasa ini hampir semua orang menginginkan untuk bisa duduk di bangku kuliah.  Apa boleh buat, dengan banyaknya jumlah orang yang ingin mendaftar, tak heran jika persaingan terasa sangat ketat dan sulit. Ditambah lagi biaya yang cukup mahal.Sehingga  banyak pemuda yang mengubur harapannya dalam-dalam hanya untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi. 

      Tak kalah pelik kehidupan mahasiswa. Ketika awal masuk, mereka merasakan dunia yang sangat berbeda. Mereka tak lagi bersam orang-orang dicinta atau bahkan tak ada teman untuk diajak bicara. Semua berbeda 180 derajat. Disinilah awal karakter diri seorang mahasiswa terbentuk. mereka akan menghadapi berbagai kehidupan sosial yang beraneka  ragam dari banyak kalangan dan latar belakang. Jika diri tak siap dengan segala hal yang ada atau tak bisa menjaga, memilah dan memilih lingkungan , maka bersiaplah untuk sebuah perubahan menuju keburukan.  Ada yang menjadi organisator, ada yang aktif dalam pebelajaran, sampai pada mereka yang hobi ikut seminar hanya untuk mendapatkan sertifikat (wajar dulu itu hal yang sangat berharga). Atau bahkan ada yang aktif ikut kegatan sampai acara pernikahan hanya untuk mendapatkan sekotak snack dan sepiring nasi, semua itu ada ketika menjadi mahasiswa.

      Kali ini kita  membahas tentang kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa, terlebih pada perilaku dan pemikiran mereka, sehingga mengapa ia tak pantas untuk bisa dipercaya. Bisa dikatakan menjadi mahasiswa adalah menemukan sebuah kebebasan dalam berpikir, berbuat dan bertindak. bagaimana tidak, semua bisa dilakukan asalkan ada kemauan dan tentu saja uang bisa terlaksana. Dunia perkuliahan memang terlalu pelik untuk diceritakan ataupun untuk di rinci satu persatu. Karena ada banyak hal yang memang tidak bisa sepenuhnya terungkap. 

      Semakin bertambahnya semester dan beban SKS, Seorang  mahasiswa akan semakin mengerti bagaimana berharganya sebuah waktu. mereka akan berfikir waktu berjalan dengan sangat cepat. bagaimana tidak, tentu saja kita tidak asing dengan istilah "Deadlaine". ya itulah istilah yang berkaitan erat dengan mahasiswa. Itu sebagai bentuk bagaimana sebuah waktu terasa begitu cepat. lalu bagaiana waktu berjalan dengan cepat? dan apa kaitannya dengan rasa kepercayaan terhadap mahasiswa? 

      Dalama agama Islam tentu saja tidak asing dengan tanda-tanda akhir zaman. Dimana salah-satu tandanya adalah waktu yang terasa berjalan dengan cepat. Nah apakah sehari tidak lagi 24 jam? apakah bumi berputar lebih cepat?. Sejatinya itu tidaklah sepenuhnya benar, meskipun ada sumber yang menyebutkan jika perputaran bumi yang semakin cepat. Namun itu semua dalam proses yang cukup lama untuk bisa dirasakan. Semasa kecil mungkin kita semua merasa bahwa libur satu hari dalam seminggu sudah cukup lama, dengan agenda yang beraneka ragam untuk bisa dilakukan, atau libur akhir semester yang hanya dua minggu, itu sudah terasa begitu lama dan puas untuk menikmati waktu liburan. Bandingkan dengan keadaan  sekarang yang menjadi mahasiswa ataupun sudah memasuki dunia kerja. Apakah cukup libur 1  hari dalam seminggu? dan apakah puas dengan  libur semester yang hanya dua minggu?. kenyataannya jauh sekali. bahkan libur 1-3 bulan pun masih dirasa kurang. kenapa bisa seperti itu? ada beberapa hal yang mendasari semua itu dan nantinya itu semua akan berkaitan dengan rasa kepercayaan terhadap mahasiswa.

Berikut adalah masalah mahasiswa yang menyebabkan ia jangan mudah untuk dipercaya :

1. Banyak Aktivitas
       Apa yang teman-teman mahasiswa lakukan dan fikirkan  ketika awal masuk kuliah? mengikuti sebanyak mungkin UKM/Organisasi? ikut berbagai seminar dan pelatihan? ikut banyak lomba dan panitia? ya itu semua mungkin dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa, sebagai akibat dari mulainya dunia"kebebasan" dan banyaknya waktu luang. Dan tahukah kalian itulah awal mula rekan-rekan terperangkap dalam sebuah kesibukan, dimana sebagian besar  mahasiswa belum mengerti manajemen waktu ataupun manajemen resiko. Semua diikuti karena ambisi untuk mengikuti alur ataupun sekedar ikut-ikutan teman yang lain. semakin keseni, maka  akan ada rasa kejenuhan dan kesibukan, disinilah terjadi "seleksi alam" atas sedemikian banyak aktivitas dan kegiatan yang diikuti  hingga akhirnya hanya tinggal beberapa kegiatan yang fokus untuk  ditekuni. Hal inilah yang kemudian menjadi tugas berat bagi sebuah UKM/Organisasi untuk menjaga anggotanya supaya tidak rontok satu-persatu. 

       Aktivitas mahasiswa bukanlah sekedar mengikuti kegiatan eksternal, akantetapi yang utama adalah tujuan utama mereka yaitu "Belajar".  Bagaimana kegiatan belajar ini adalah menjadi masalah yang serius bagi sebagian besar mahasiswa. Ada saja yang menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu sesuaI jurusan dan bidang mereka. Ada sebagian yang masih terabayang tentang pemikiran akan salah jurusan dan kemudian malas untuk belajar. Ditambah lagi doktrin bahwa kuliah tidak menjamin masa depan. Hal ini tentu saja harus diluruskan. Bagaimana tidak, semua ini terkait dengan tanggungjawab. Benar saja kuliah tidak menjamin masa depan jika ya mereka kuliah dengan tidak membawa rasa tanggungjawab itu, merasa salah jurusan adalah salah satu contohnya. Kesibukan eksternal terkadang melebihi kesibukan akan Study  mereka. Bagaimanana mereka bisa rapat/sidang sampai larut malam, akantetapi membaca atau menulis hanya untuk selembar kertas saja begitu terasa beratnya.
  
         Tak jarang, mereka yang overaktive pada kegiatan eksternal mereka banyak dijumpai telat lulus (meskipun tidak semua) dan bukan berarti mereka yang tidak aktive pasti lulus cepat. namun hal ini bukankah suatu yang logis?. Jika mahasiswa tidak bisa mengimbangi antara Studi dan kegiatan eksternal mereka, maka tentu saja akan memberikan dampak negatif terhadap kehidupannya kedepan.
           Kabar baiknya jika seseorang terbiasa dengan berbagai aktivitas dan kesibukan maka ia bisa belajar mengatur waktu dan membangun sebanyak mungkin relasi . namun itu tidak terjadi pada semua orang dan itu hanya terjadi pada mereka yang punya dedikasi tinggi dan disiplin yang baik.
Jika mereka hanya ikut-ikutan supaya tidak dibilang mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang 2x) maka tak heran jika segala aktivitas eksternalnya malah membutnya kian stress dan merepotkan diri sendiri.
        Aktivitas yang demikian banyak akan mengakibatkan pada suatu titik seseorang harus memilih salah satunya jika terjadi pada saat yang sama. sehingga ia harus meninggalkan jadwal yang lain  meskipun ia sudah berjanji dan berkomitmen untuk membersamai. hal ini akan mengurangi kepercayaan orang lain., sebagai akibat dari kesalahan manajemen waktu yang tidak tepat. terkadang seseorang terlupa akan suatu jadwal karena mengikuti agenda lain. Hal ini akan menimbulkan suatu akibat yang buruk jika ia memegang peran penting dalam sebuah kegiatan. Atau bahkan  yang lebih buruk adalah jika seseorang dengan sengaja meninggalkan suatu tanggungjawab dengan alasan yang tidak dapat diterima atau  tidak jelas. Maka itu sangat mengecewakan.

2. Banyak  fikiran
      Seiring dengan bertambahnya  aktivitas, tentu saja semakin banyak yang difikirkan. Ditambah lagi jika seseorang mendapatkan posisi khusus dalam sebuah kegiatan. Tentu saja bertambah lagi apa yang ada dalam otaknya. Overthinking akan berakibat pada perilaku dan kondisi mental mereka. Hal ini sangat berbahaya bagi kondisi psikologis seseorang jika tidak dapat mengontrolnya dengan baik. terlebih lagi jika yang mereka fikirkan adalah ucapan/ tingkah laku orang lain bukan tentang kepentingan suatu kegiatan. Maka, ia akan sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri. Di sisi lain banyak tugas kuliah yang tidak selesai, tidak nyambung saat diajak bicara, sampai mengantuk saat jam kuliah. Secara bersamaan ini akan berdampak pada nilai kuliah mereka. Dan yang lebih ekstrim lagi ketika mereka memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup mereka (bunih diri). 

      Fikiran merupakan salah satu hal yang utama dalam hidup manusia. Bagaimana apa yang mereka fikirkan tak jarang itulah yang terjadi. Disisi lain fikiran buruk menjadi sumber dari berbagai macam penyakit. Fikiran yang sehat perlu untuk didapatkan, sehingga dapat menjalani hari dengan tanpa beban dan dapat menjalani hari denga riang dan ringan. Terlebih lagi dari fikiran yang sehat akan didapat gagasan yang tepat.

       Otak manusia tentu saja memiliki kapasitas untuk berfikir dan menganalisisnya. Otak dapat memikirkan banyak hal pada suatu masalah, akantetapi otak hanyak bisa memikirkan satu hal dalam satu waktu. Perkara inilah yang kemudian menyebabkan seseorang lupa, sehingga melewatkan janji yang sudah ia buat sebelumnya. Ketika masanya tiba maka ia akan kesulitan untuk mencari alasan yang akhirnya membuat orang lain marah dan kecewa. Atau ia masih sempat untuk mengerjakannya namun hasilnya tidak memuaskan dan berantakan. Kejadian seperti ini sangat sering terjadi di kalangan mahasiswa seperti pada saat diberi tugas, atau saat memiliki janji dengan orang lain. Hal ini akan bertambah buruk jika latar tempatnya bukan lagi lingkungan kampus, melainkan pada masyarakat umum. Lupa adalah sifat manusia, tetapi jika pelupa maka dapat dipastikan begitu banyak yang ia fikirkan.

        Demikianlah pentingnya untuk mengerjakan sesuatu dengan segera atau membuat jadwal yang dapat terlihat setiap saat. Karena ingatan manusia itu ada batasnya. Kata rekan saya "Jangan membebankan fikiranmu dengan suatu hal yang bisa dicatat" dengan demikian akan mengurangi kerja keras otak.

3.Menunda
      Pertama kali diberi tugas, maka yang terfikir adalah masih ada hari esok untuk mengerjakannya. Demikianlah seterusnya, hingga akhirnya tiba hari esok untuk tugas harus selesai. Padahal kemarin masih seminggu lagi atau sebulan lagi, kenapa sudah besok saja dikumpul. Deadline juga akhirnya. Terkait dengan banyaknya aktivitas dan banyak hal yang harus difikirkan tentu saja membuat suatu tugas hanya akan teringat ketika kita memikirkan apa yang akan dilakukan esok hari, jarang sekali memikirkan tugas yang ada pada lusa, minggu depan, atau bahkan bulan depan. Maka tugas yang baru diberikan akan tertutupi oleh kesibukan atau fikiran lainnya hingga kita memikirkan  apa yang akan dilakukan esok, baru kita mengingatnya kembali. 

     Kebiasaan menunda merupakan perihal yang buruk. Terlebih lagi ketika sudah memasuki dunia kerja. Karena seiring berjalannya waktu kesibukan aktivitas dan dunia perfikiran akan semakin meningkat. Maka kerjakanlah selagi ingat dan sempat sehingga tidak mengecewakan orang lain. Terkait tugas ini tidak hanya selingkup tugas kuliah, tetapi juga yang lebih penting ketika berhubungan dengan orang lain di sekitar kita.
Waktu tidak akan memberi toleransi bagi seorang penunda. Sebuah kepercayaan tentu saja akan sia-sia dan berjalan tidak semestinya jika di berikan kepada mereka yang suka menunda.

4.Iri 
       Apa yang kita fikirakan ketika seseorang medapatkan sebuah prestasi? bagaimana jika seseorang sukses dengan berbagai aktivitasnya? bagaimana jika seseorang mendapatkan ketenaran dan dikenal?  apa yang terfikirkan dalam benak kita? jika rasa bangga dan kagum yang ada, maka bersyukurlah anda karena selamat dari penyakit mematikan hati yang satu ini. Seringkali seseorang merasa tidak suka jika temannya mendapatkan suatu pencapaian. Kanapa harus dia? kenapa tidak aku? kenapa ini bisa terjadi? tentu saja karena orang itu ingin mendapatkan pujian bukan sebagai pemuji. Memang hanya orang yang berhati bersih yang bisa dan mau mendukung temannya untuk berprestasi. 

     Sering kali ada ungkapan "jangan biarkan orang lain tahu banyak tentang dirimu", demikianlah yang dimaksud, karena kebanyakan orang tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padamu. Bahkan mereka merasa apa yang kamu rencanakan dan ceritakan adalah sebuah kesombongan dan penghinaan terhadap mereka. Jika sudah demikian maka orang lain hanya akan mendoakan semoga impian itu tidak terjadi. 
teman yang memiliki sifat iri tentu saja hanya akan menjadi penghambat dalam mencapai sebuah impian. jangan ceritakan semuanya kepadanya, karena ia tak pantas untuk dipercaya. 

     Iri tentu saja ada yang diperbolehkan, seperti jika ada orang kaya/miskin yang dermawan, orang pandai yang suka berbagi ilmu, dan lainnya yang berkaitan dengan kebaikan. iri disini merupakan sebagai sebuah keinginan untuk melakukannya juga, bukan yang digambarkan sebagai sebuah keburukan karena tidak suka orang lain yang melakukan atau mendapatkannya.  
Kepercayaan padanya hanyalah akan menuntutnya untuk mendapatkan lebihdari yang lain, sehingga ia tidak menjalankan dengan sebaik-baiknya apa yang telah ada padanya.

5.Mudah Berjanji 
       Ketika seseorang sangat terdesak maka ia akan melakukan segala cara supaya ia bisa keluar dari suatu masalah. Sebagai contoh yang sering kita jumpai adalah ketika seseorang meminjam uang. Ia  dengan mudah berjanji akan mengembalikannya kapan dan dimana ia bisa. Dengan segala kesan dan raut wajah yang meyakinkan dibumbui dengan kata-kata lembut yang merayu membujuk supaya diberi pinjaman, padahal tanpa ada jaminan untuk bisa mengembalikannya. hingga tiba pada harinya dan ternyata banyak sekali alasannya. Sudah diperingatkan dan diminta, namun tetap saja berdalih dan mengelak. Bahkan seringkali mengindar untuk bertemu, sampai memblokir semua akses ke kontak dan akunnya. Itu semua dilakukan tentu saja dilakukan dengan dalih belum ada dana dan semacamnya. 
      Sebagai seorang teman tentu saja diberi tenggat waktu dan keringanan, hingga akhirnya terlupa dan segan untuk memintanya kembali. Ketika sudah sekian lama dan ia ingin memintanya kembali, maka orang itu bergeming jika ada utang dengannya. Hutang tentu menjadi pemutus silaturahmi paling nyata. 

Jika ingin melihat bagaimana sifat asli dari seseorang, maka lihatlah bagaimana sikapnya ketika ia meminjam uang.

      Tentu masih banyak contoh dari mudahnya seseorang untuk berjanji  yang kemudian menjadikan sebagian mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk jangan mudah percaya kepadanya.  

6.Telat
     Persoalan waktu sepertinya menjadi permasalahan serius bagi mahasiswa. Ditengah keinginannya untuk hidup santai diluar tekanan. Ada fenomena aneh dalam dunia permahasiswaan saat ini. Dimana komunikasi dapat dilakukan dengan mudah, namun kebiasaan "Ngaret" masih menjadi budaya yang turun temurun. Seakan menjadi sebuah hal yang biasa bagi mahsiswa. Merekapun tahu sama tahu, namun tak tak bergeming dan membiarkan hal itu terjadi. Padahal dalam dunia kerja, tepat waktu atau on time menjadi prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan dan loyalitas.

     Kebiasaan telat menjadi tolak ukur buruknya manajemen waktu yang dilakukan. Umumnya telat itu diakibatkan oleh sikap yang suka menunda atau tidur yang sampai larut malam.  Sehingga mengakibatkan terburu-buru,kasak -kusuk, dan mengerjakan semua hal dengan berantakan. Seperti contoh ketika ada pertemuan jam 8 pagi, namun ia baru datang jam 9 pagi. Begitu jauh waktu yang meleset. Ada seorang dosen yang memiliki janji dengan orang Italia. Dalam perjanjiannya akan bertemu pada pukul 3 pagi. Karena ada kendala atau memang mungkin tidak mempermasalahkannya, sang dosen telat 5 menit untuk datang di tempat yang telah ditentukan. Alhasil orang luar itu telah pergi meninggalkan tempat itu, karena telah "lama" menunggu.

      Begitu pentingnya arti sebuah waktu bagi mereka yang mengerti. Dalam hal ketepatan waktu kita bisa meniru negara Jepang. Disana jika seseorang telat beberpa menit saja maka ia akan mendapatkan sanksi serius. Bukti bahwa ia tidak disiplin dan perusahaan tidak pantas untuk mempekerjakan dan mempertahankannya untuk tetap bekerja disana. Bahkan jika seseorang telat datang ke kantor karena kereta yang datang atau sampai tidak tepat waktu, karyawan itu akan mendapatkan surat keterangan dan permohonan maaf jika kereta yang membawanya memang datang terlambat sehingga karyawan itu punya bukti dan alasan kepada atasannya.  dalam kasus lain salah satu menteri di Inggris dan di Jepang sampai melepaskan jabatannya hanya karena telat beberapa menit datang ke dalam sebuah rapat.

     Ajaran tepat waktu juga menjadi penting dalam agama Islam, dimana seseorang diharuskan untuk melaksanakan shalat tepat pada waktunya. Tepat waktu menjadi daya jual yang penting bagi seseorang. Sehingga menjadikan orang yang sering telat tidak laik untuk dipercaya.

7. NATO (No Action Talk Only)
      "Seribu kata-kata akan menjadi tiada berarti daripada satu aksi nyata" demikianlah ungkapan yang menyatakan sebuah tindakan lebih berarti ketimbang berkata-kata.  Seringkali kata-kata atau sebuah teori sangat mudah untuk diucapkan akantetapi sulit untuk direalisasikan. Kebanyakan yang dilakukan mahasiswa hanya dapat berargumen, berorasi ,berdebat tetapi zero action.

         Agama mengajarkan bahwa jangan mengatakan apa yang tidak kamu lakukan, karena sangat besar kebencian tuhan terhadap yang demikian. Kekuatan mulut memang sangatlah berbisa. Ia dapat berucap sekehendak hati dan kemauannya.  Terakadang bukanlah hati yang berbicara melainkan emosi dan egoisme yang meluap-luap hanya karena terpapar gengsi  dan ingin dianggap mengerti dan laik untuk dihormati. Sungguh pun buruk pada yang demikian itu. Bahasa mereka memang tersusun rapi, sistematis, dan plegmatis mendayu-dayu mempengaruhi pendengarnya seakan menyanyikan sebuah syair yang melelapkan. Namun, itu hanyalah sekedar kata-kata. Bangsa ini tidak akan merdeka jika hanya mencaci penjajah. Keinginan tidaklah menjadi kenyataan jika hanya sekedar berdo'a. karena itu semua butuh usaha dan tindakan nyata untuk mewujudkannya. 

         Sebagai contoh adalah ketika mahasiswa sedang melakukan rapat kerja. banyak dari kalangan senior yang bergantian, bersahut-sahutan mengeluarkan argumen masing-masing. Seakan merekalah yang paling benar. Saling menyalahkan dan mencari pembenaran pada diri sendiri.Orang yang seperti ini tidak laik untuk berada dalam sebuah tim, karena ia hanya fokus pada kesalahan dan kekurangan orang lain tanpa memandang kelebihan, sisi positif dan kerja keras rekan yang lain.
Biasanya orang "NATO"itu cenderung menyuruh dan mengomandoi tanpa ada aksi sedikitpun. Ia berfikiran bahwa atasan tak layak untuk terjun kelapangan. Meskipun ada tugasnya masing-masing, namun ikut berkerumun dalam kelompok lain itu menjadi sebuah acuan dalam bekerja sama.

      Seseorang yang lebih memilih untuk melakukan satu hal kecil, lebih baik adanya ketimbang mereka yang bermodal omongan dan tipu daya belaka. Orang "NATO" tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kepercayaan, karena bahkan ia sendiri  pun lupa atas apa yang diucapkannya.

8. Bohong
       Siapa yang ingin di bohongi? tentu saja tidak akan ada yang menginginkannya. Demikianlah seharusnya seseorang dapat melakukan kepada orang lain sesuatu yang juga ingin ia dapatkan.
Ada banyak motif seseorang melakukan kebohongan, umumnya dilakukan hanya untuk menutupi kesalahnnya. Karena ia tak bisa menjalankan suatu tugas dengan baik, maka ia mencari berbagai alasan dan dalih untuk bisa mendapatkan pemaafan.

        Setiap orang pasti tahu bahwa bohong merupakan sesuatu yang buruk. Bahkan menjadi bukti bahwa seseorang adalah sebagai pengecut. Lawan dari kebohongan adalah  kejujuran, dimana  ia mau mengakui kesalahannya dengan segala kesiapan untuk menanggung konsekuensi yang akan didapat. penyesalan menjadi output dari kesalahan itu, sehingga ia bisa belajar atas kelalaiannya.
Modal utama dalam hidup bermasyarakat dan bekerja adalah kejujuran. Engkau jujur maka dimanapun engkau berada akan dapat diterima dengan baik.

        Kebohongan seringkali diibaratkan sebagai guratan kusut pada kertas  yang semula mulus, rapi dan bersih, ia tak akan bisa kembali seperti semula. Bilamana itu sudah mendarah daging maka tak heran jika kasus korupsi di negeri ini kian merajalela. Pembohong tidak pantas untuk mendapat kepercayaan, sebagaimana ia tidak percaya pada diri sendiri.

9. Sombong
        Sombong adalah pakaian Tuhan, tiada makhluk yang pantas untuk mengenakannyaApa yang mendasari seseorang punya sifat ini? ya tentu saja karena ia merasa lebih hebat, lebih bisa, lebih kuat, lebih mampu, lebih tampan/cantik dan lebih-lebih yang lainnya terhadap orang lain. Penyakit itu muncul dengan sendirinya secara perlahan menyusup dalam hati manusia.Seringkali penderitanya tidak menyadari itu, hingga ia telah tenggelam kedalamnya.

         Bilamana kepintaran dan pengetahuan menjadi dasar seseorang untuk  merasa sombong terhadap orang lain. Maka sejatinya ia tidak lebih baik dari iblis. Kesombongan dapat menjatuhkan manusia kedalam titik kehinaan yang paling rendah. Ia terlalu keras kepala dan menolak segala argumen, karena merasa dialah yang paling benar.

         Seringkali karena memiliki presatasi akademik yang bagus atau bahkan menduduki posisi strategis dalam dunia organisasi dan perkuliahan membuatnya telah merasa hebat tiada tanding. Kemanapun ia pergi selalu memakai atribut kebanggan dan selalu ingin dipuji dan diakui. Ia lupa darimana itu semua didapat atau ia tak sadar sedang berada dimana. Dunia yang sebenarnya adalah ketika berada diluar kampus dan ia harus rela melepas semua atribut kesombongan itu jika ingin diterima dalam masyarakat.
        Pernah suatu ketika Soekarno berkunjung ke makam Rasulullah,  dihadapan semua orang penting  dan raja Arab ketika itu Ia melepaskan jasnya yang penuh pangkat dan penghargaan serta lencana. Ketika Ia ditanya mengapa melakukan hal itu, maka Ia menjawab jika Ia sedang berhadapan dengan makhluk paling mulia di alam semesta, sehingga Ia merasa tidak pantas jika harus menyandingkan pangkat dan kedudukan dunia di samping makamnya sekalipun.

        Kesombongan karena harta mungkin dapat dilihat dan dirasa. Namun kesombongan dengan ilmu sangat sulit untuk disadari. Karena itu merasa lebih tau dari orang lain adalah sebuah kesombongan yang besar. Kepercayaan tidak bisa diberikan kepada orang dengan segudang kesombongan, karena ia  akan memanfaatkan tugas itu hanya untuk menambah kesombongannya.

10. Close minded
          Orang yang merasa dirinyalah yang paling benar dan keras kepala tak ubahnya bagaikan batu yang membeku. Ia tolak segala argumen dan masukan. Akalnya yang konservatif menjadikannya kekeuh akan pendirian dengan idealisme yang begitu mendarah daging. Orang yang demikian tidak bisa bekerja sebagai tim. Karena dalam tim dibutuhkan telinga yang peka dan jiwa besar serta hati yang lapang. Ia harus "mengosongkanisi otaknya" terlebih dahulu, sehingga ia bisa memilah dan memilih serta menerima segala argumen yang ada.

         Bagaimanapun orang yang punya pemikiran tertutup takakan bisa mendapat kepercayaan, karena semua masukkan akan mental dari kepalanya. masuk telinga kanan keluar telinga kiri, bahkan yang lebih buruk tidak masuk sama sekali.

         Hal inilah yang kemudian menjamur di kalanga mahasiswa. ia kokoh teguh pendirian dengan sistem yang telah dibangun oleh "nenek moyang" mereka  seakan itulah yang paling benar, seakan itulah yang paling baku. Menganggap segala pemikiran dan petuah senior adalah suci tanpa noda dan penuh kebenaran. Mereka tidak menyadari zaman telah bergerak sedemikian rupa, berkembang sedemikian cepat dan mereka masih saja mempertahankan idealisme organisasi yang stagnan, statis, dan menutup diri terhadap perubahan dan perkembangan. Sehingga apa yang terjadi? tentu saja pemikiran "kuno" yang terus mereka pertahankan. Rapat berlarut-larut hanya membahas tentang sesuatu yang sepele, Bahkan hanya menentukan mana yang terbaik antara "tempe dan kubis" untuk dikonsumsi. Mendebat dan menghardik untuk membenarkan dalilnya.
"junior" dipaksa harus mempertahankan budaya lama, mengikuti pemikiran sang tetua. Hingga tak heran jika pemborosan tenaga, biaya, dan waktu serta pemikiran yang kaku terus saja terjadi tanpa ada perubahan yang berarti.  Idealisme dibenarkan selama ia tidak menutup diri akan perubahan yang dinilai penting dan tidak serta merta menolak dengan cara yang keras.

         Sebagaimana pengetahuan mereka yang masih belum berkembang, sulit sekali harus mempercayakan sesuatu hal kepada mereka.
"Peruahan yang besar tidak bisa hanya dilakukan dengan satu langkah kecil"

Demikian 10 sifat dan sikap mahasiswa dan masyarakat umum yang sejatinya membuat ia belum atau bahkan  tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kepercayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan seseorang suka unggah foto pribadi dan keseharian mereka di media sosial

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

ospek !!!!