Kenapa waktu terasa cepat ???

        Merasakan berjalannya waktu mungkin akan banyak persepsinya. seperti yang banyak dirasakan banyak orang saat ini atau bahkan sebelumnya, waktu terasa cepat dan singkat.  "yah bentar lagi udah siang","duh bentar lagi udah malam" atau "nggak kerasaya udah akhir bulan/tahun ". kenapa waktu bisa terasa  berjalan dengan cepat. dulu waktu kecil ngerasain sehari itu lama banget, banyak kegiatan yang bisa dilakukan sampe puas hanya dalam sehari, bahkan sampe  dicari-cari ibu sambil bawa sapu. Entah itu bermain atau  tidur seharian. Tapi itu dulu, dewasa ini kebanyakan kita mungkin merasakan sehari itu sangat pendek. bahkan libur semester pun terasa kurang lama (meskipun udah berbulan-bulan). kenapa bisa demikian?

Jawabannya  adalah karena kapasitas dan persepsi diri kita sendiri. Semakin dewasa maka akan semakin banyak aktivitas (otak dan fisik) yang dilakukan, sehingga kita membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa melakukan banyak hal. waktu yang ada sehari semalam 24  jam dirasa masih kurang. Banyak tugas deadline, terlalu asyik dengan kesenangan, bahkan sampai tidur yang terlalu banyak itu dapat mengakibatkan waktu seolah-olah terasa cepat. karena disamping kita tidur,kita bahkan juga masih memikirkan tentang dunia, tentang masa depan, atau bahkan tentang akhirat ;). 

Fikiran kita yang terus bekerja, membuat kita bahkan mengabaikan waktu. Rasa cemas, takut,  frustasi, bahkan memikirkan waktu berjalan itu sendiri adalah sebuah kesibukan. 

Dahulu ketika kita kecil mungkin melihat sekolah, pasar dan pusat keramaian di desa saja sudah sangat luas dan besar. sekarang setelah beberapa tahun terlewat, malah terlihat sempit dan biasa-biasa saja. mengapa demikian? itulah yang dinamakan efek  pendewasaan. karena kita sudah banyak melihat dunia luar yang lebih besar, sehingga ketika kita  kembali ke tempat dahulu (yang  terasa besar), kini itu akan terlihat kecil dan sempit. Dulu waktu main bola, nendang sampai ke tengah lapangan saja sudah sangat wah. dan sekarang kerika kita lihat lapangannya kembali, ternyata itu sangat kecil.
hal itu  terjadi karena sudut pandang kita yang berubah terhadap waktu dan tempat.

ketika masih anak-anak, kita dihadapakan pada dunia yang benar-benar baru. Belum banyak informasi yang kita terima akan lingkungan sekitar. Sehingga otak kita akan menerima banyak hal yang betul-betul baru. Kita masih mengenali lingkungan sekitar. disana waktu terasa berjalan lama. Itu juga menjadi sebab mengapa ketika msih kecil mudah sekali untuk menghafal. Situasi yang sama terjadi ketika kita (dewasa ini) mengunjungi sebuah kota yang benar-benar baru, maka itu akan terasa luas dan mungkin butuh waktu yang terasa lama untuk mengelilinginya. karena kita masih berusaha mengenali alam sekitar. Dan coba bandingkan ketika sudah  1 atau 2 tahun berada di temoat itu, maka akan terasa biasa saja serta untuk mengelilinginya terasa tidak lama (kita sudah hafal).

Masa kecil kita mungkin masih memikirkan hal yang tidak terlalu kompleks, mungkin hanya satu atau dua aktivitas penting, sisanya digunakan  untuk main. Disaat yang kita fikirkan dan lakukan hanya terfokus pada satu atau beberapa aktivitas maka waktu akan terasa lama. Berbeda dengan kita sekarang yang sudah memikirkan banyak hal dalam satu waktu dan kita juga sudah mengenali alam sekitar. Waktu terasa cepat berlalu. 

Semakin dewasa persepsi terhadap waktu cenderung bergeser. Jika saat anak-anak waktu terasa lama karena fokus yang masih sedikit dan berusaha mengenali dunia, maka saat dewasa waktu terasa cepat karena fokus yang banyak dan persepsi kita terhadap hal yang dihadapai (suka atau tidak suka).

Semua itu hanya bermain pada perasaan. Kemana fokus kita disaat menjalani waktu. disaat kita  asyik dengan keseharian dan aktivitas maka kita mengenal istilah "lupa waktu" ya pada saat itulah waktu demi waktu terus berjalan tanpa terasa. Sibuk scroll sosmed, nonton film, jalan-jalan, dan lain-lain.



Pernahkah kalian bermain bola dan menang atau menonton bola dan mendukung tim yang sedang unggul, tetapi masih ada beberapa menit lagi sebelum berakhir?. Maka pada saat itulah waktu mengalami dua persepsi yang berbeda. Bagi Tim yang kalah, waktu yang mungkin hanya 5 menit lagi itu terasa cepat sekali untuk bisa mengejar angka ketertinggalan atau bahkan mengungguli. Sedangkan bagi tim yang menang, waktu yang 5 menit tadi akan terasa sangat lama, karena ingin cepat  segera berakhir dan menang. waktu  terus kita tunggu dan terasa lama. sama  seperti kita saat menunggu buka puasa (lama). Menunggu adalah suatu hal yang mungkin kita semua tidak sukai. 
Kasus lain ketika kita diajar oleh guru yang membosankan, maka disaat itu kita akan merasa waktu berjalan lambat. Dan sebaliknya ketika Guru yang mengajar sangat mengasyikkan, sibuk cerita masa lalunya yang penuh inspirasi dan lain sebagainya, maka kita akan merasa kelas tersebut terasa cepat (bahkan pengen nambah).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, waktu yang terasa cepat atau lambat disebabkan oleh 2 pemikiran kita pada hal yang kita hadapi. ketika kita melakukan hal yang kita sukai, maka kemungkinan besar kita hanya fokus pada hal tersebut dan mengabaikan waktu sehingga terasa cepat. kita menikmatinya bahkan ingin lebih lama. Tapi seakan Tuhan tidak ingin kita terlenakan oleh kesenangan semata, maka diciptakanlah suatu hal yang tidak kita sukai. dan seperti pada contoh diatas, ketika hal itu tidak kita sukai maka waktu cenderung terasa lama dan membosankan. 

Tidak ada yang berubah denga waktu, meskipun ada penelitian yang  menunjukkan bahwa waktu mengalami percepatan, maka itu hanya beberapa detik saja dan ia berpengaruh  bahkan kecil terhadap perasaan waktu yang berjalan  teras cepat. yang berubah adalah fokus dan aktivitas kita yang kian banyak dan persepsi kita dalam menghadapinya. Sehingga menghabiskan banyak waktu kita hanya dengan memikirkan hal itu. 

1 jam tetap 60 menit

Waktu tidak akan berjalan lebih cepat atau lambat, ia hanya akan terasa lebih cepat atau lambat sesuai bagaimana keadaan kita dalam menyikapinya. Ia akan menggilas siapa saja yang malas, menyeret siapa  yang lambat, dan meninggalkan siapapun yang tidak bisa beradaptasi.
Maka dari itu pergunakanlah waktu yang ada  secara maksimal. dunia masih luas dan masih banyak lembaran cerita yang harus kita isi dengan kebaikan, supaya rapor kita tidak merah kelak di Akhirat. 

Jadi ketika kita merasa bahwa waktu yang dijalani terasa cepat, bukan tidak mungkin kita telah berada pada zona yang kita sukai (zona nyaman). Sedikit hal besar yang dilakukan, Sedikit perjuangan, Sedikit luka dan derita. kita semakin terlena oleh sosial media dan permainan, senda gurau yang membutakan, yang semuanya itu menyita perhatian dan waktu kita. Hal yang seharusnya kita lakukan sekarang adalah keluar dari ZONA NYAMAN, sehingga ketika kita berada di ujung tahun depan kita akan menyadari bahwa telah banyak perjuangan dan pencapaian yang  kita torehkan. kita tidak akan menyesali dan menyalahkan waktu, kita akan menyadari bahwa setiap DETIK waktu itu BERHARGA dan BERGUNA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KKN Di Desa Sendiri : Memberdayakan Rumah Sendiri Kenapa Tidak..?

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

Ngaret, "Bad Habbit" yang jadi budaya