Datang waktu butuh aja, apa pantas disebut teman?!!!

        Tentu  kita  semua tau akan pernyataan itu dan tidak asing lagi "Teman macam apa, datang waktu ada perlunya aja".  Sepertinya banyak yang mendukung kalimat itu. Seakan  semua orang yang demikian tidak pantas disebut teman dengan berbagai prasangka  negatif lainnya. nah makanya baca sampai akhir tentang salah kaprahnya pernyataan itu.


        Disini mari kita sejenak memandang dari sisi lain. ada satu kalimat yang terus menjadi pemandu saya untuk melakukan suatu hal. kalimat itu adalah "jika saya ingin melakukan suatu hal kepada orang lain, bayangkan bahwa orang itu adalah saya". Sudah faham dengan makna kalimat itu,?? ya kalimat itu mungkin tidak asing lagi di negara Jepang. Dimana kita memposisikan diri sebagai orang lain, sehingga kita bisa tau apa yang sebenarnya orang itu fikirkan dan harapkan. Yang membuat kita mengerti apa  yang harus kita lakukan terhadap orang lain. Jika kita tidak suka di gosipin maka jangan gosip masalah orang lain. Jika kita tidak suka orang bermuka muram, maka jangan bermuka muram terhadap orang lain. dan begitu seterusnya.

        Disini kita kaitkan dengan topik permasalahan awal kita. Dimana ada banyak orang yang tidak suka jika ada seorang teman yang dating untuk meminta tolong atau bantuan padahal ia jarang menyapa atau mungkin bertemu. Tiba-tiba aja datang langsung ada maunya. Taukah kita kenapa ia memilih kita untuk dimintai bantuan,? pernahkah kita berfikir bagaimana jika kita diposisi dia?
Tentu hal itu jarang terfikirkan.
           Sebuah keniscayaan teman kita datang meminta bantuan karena ia menganggap bahwa kita adalah orang yang paling diharapkannya, orang yang paling dipercayainya, orang yang paling dirasa dekat olehnya. itu menurut sudut pandang mereka, yang kebanyakan berbanding berbalik dengan sudut pandang dari kita. kita memandang bahwa orang itu tidak dekat dengan kita, kita merasa tidak percaya, bahkan sampai menilai negatif. Hingga akhirnya tanpa memberikan bantuan, dengan berbagai alasan yang di ada-adakan. sebenarnya siapakah yang tidak layak dianggap teman?

          Terus ada yang jawab "ya jelas orang  itulah, datang cuma ada maunya"
oke kita bahas dulu pemahaman tentang teman. secara formalnya dan lengkapnya mungkin bias dicek lewat KBBI. Namun disini kita definiskan secara sederhana dimana kita berteman dengan orang lain tentu ada yang diharapkan, ada yang disenangi, ada yang di rindukan dll. dari pemahaman itu kita bias lihat jika seseorang menjadi teman tentu ada yang dibutuhkan, jika tidak ada ngapain berteman? bukankah begitu?

         Dari hal itu kita bisa  ambil kesimpulan jika seseorang datang kepada kita ya karena  memang ada butuhnya. kita dibutuhkan, kita diharapkan, kita dirindukan. Bukan kita yang akan menjadi budaknya, dipermainkan, dan dimanfaatkan. orang datang karena butuh. kita ini dihormati. apakah kita tidak merasa  terhormat jika kita dimintai tolong. itu menandakan orang itu tidak mampu, dan orang itu menganggap kita mampu. orang itu menaruh harapan besar ke kita.


        Ketika kita berfikir buruk tentang teman yang datang saat butuh, pernahkah kita berfikir saat sebagian kita hanya datang kepada Tuhan hanya saat ada perlunya saja. bagaimana jika Tuhan juga befikir buruk tentang kita. Ah ini orang datang cuma waktu butuh aja, bagaimana perasaan kita? sedih? udah gak ada harapan untuk hidup jika tuhan sudah berkata begitu. dan baiknya Tuhan nggak bakalan berujar demikian.

      Ketika kembali diungkapkan "teman macam apa datang cuma saat butuh" maka hal itu sangatlah salah sasaran. Seorang teman yang selalu Bersama kita, maka orang itu memang membutuhkan kita setiap saat. sehingga ia terlihat dekat dengan kita, selalu Bersama kita. Namun kita melupakan teman lain yang memang sedikit membutuhkan bantuan kita. Sehingga ia tidak akan menjalin sebuah kebersamaan yang sia-sia. Maka sangat rasional jika memang ia ada butuh barulah ia datang memohon bantuan. "terus saat aku susah kamu kemana" pada saat kita susah bukan saatnya orang lain butuh dengan kita, tetapi kitalah yang butuh kepada mereka.

       Bukankah kita harus selayaknya tolong-menolong. Bukankah kita harus terus berfikir positif. oke sekarang memang kita yang dimintai tolong, bagaimana jika kita kedepan justru keadaan kita yang membutuhkan pertolongan orang itu? keadaan kedepan tidak ada yang tau, maka dari itu sudah selayaknya kita untuk menolong kepada semua orang selagi itu kita bisa dan memang itu adalah hal yang baik.

     Maka dari itu  mari kita buang jauh-jauh ungkapan dan hujatan " teman macam apa,datang cuma saat butuh aja" maka gantilah dengan " teman macam apa aku ini, orang datang kepadaku namun aku tak bisa memberi bantuan"
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KKN Di Desa Sendiri : Memberdayakan Rumah Sendiri Kenapa Tidak..?

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

Ngaret, "Bad Habbit" yang jadi budaya