Buku Bajakan
Kita mungkin sudah tidak asing lagi tentang kenyataan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat literasi (Baca tulis) yang sangat rendah.
Dibalik kemirisan itu, nyatanya ada fakta yang jauh lebih memprihatinkan, yakni buku bajakan. Itu menurut saya sudah double kill. Mereka yang menggaungkan untuk meningkatkan tingkat literasi nyatanya banyak juga yang berinteraksi dengan buku haram tersebut.
Buku bajakan itu telah merugikan banyak pihak, Penulis, editor, penerbit, distributor, ilustrator, dll. Mereka yang telah bersusah payah melakukan riset dan perbaikan, melalui proses yang panjang sebelum akhirnya diterbitkan, nyatanya ada pihak yang dengan entengnya mengcopy karya itu lantas kemudian menjualnya dengan harga yang jauh dari harga orisinilnya. Tentu saja pembeli yang entah mereka paham atau tidak akan memilih buku bajakan itu.
Pembajak itu hanya bermodalkan kertas dan tinta. tentu saja mereka akan panen uang (haram).
Dari kasus ini ada pula yang menyalahkan pembali karena dengan sengaja membeli buku bajakan. seperti yang saya katakan di atas, bahwa ada orang yang paham buku bajakan dan ada yang tidak. Namun, rasanya mereka itu paham bahwa buku itu adalah bajakan, kw, non-ori, edisi murah, apapun itu istilahnya. Mereka menjadi pembaca yang dibenci sekaligus diharapkan penulis. Dibenci karena mereka mendapatkan karyanya dengan cara mencuri, diharapkan kerena mereka masih ada minat baca untuk menerima apa yang disampaikan penulis (sayangnya bukan tentang beli buku ori).
Hukum di Indonesia itu masih sangat lemah soal masalah seperti ini. Entah apa yang dilakukan para pembuat kebijakan selama ini. Buku bajakan itu beserakan di marketplace online dan offline. Masih wajar rasanya jika banyak buku bajakan beredar secara offline karena memang agak susah mengontrol dan mengawasi di daerah yang seluas IndonesiA. Namun itu sebetulnya bukanlah sebuah penghalang, jika pemerintah serius untuk memberantas tentu saja itu sangat mudah untuk dilacak. Yang dengan jelas memperlihatkan akan ketidakseriusan pemerintah dalam hal ini adalah banyaknya buku bajakan yang dijual secara online. Padahal itu semua terdata, bisa dilihat kapanpun, bisa dianalisa langsung. Tapi tetap saja itu dijual bebas. sangat memprihatinkan.
Komentar
Posting Komentar