Buat apa kuliah..? nggak penting ?!!
Dari judul diatas,
tentu teman-teman mengerti maksudnya. Ketika keluar dari dunia kampus maka
pertanyaan dan pernyataan demikian akan banyak bertebaran. Bahkan sekarang pun
banyak yang mengatakan hal demikian, dengan dalih orang yang tidak kuliah bisa
lebih sukses dari orang yang kuliah. Persepsi yang demikian mungkin sudah
menjadi pembicaraan umum dikalangan masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang
membenarkannya.
Tahukah kalian
darimana anda berasal, apakah dari desa yang mayoritas tidak sekolah, taraf
pendidikannya rendah, atau dari lingkungan yang banyak sarjana gagalnya. Jika
berasal dari salah satu jenis lingkungan tersebut atau yang semisal dengannya,
maka perkataan yang demikian adalah tidak pantas untuk di dengar. Selamanya
orang yang menganggap Pendidikan tidak penting pasti tidak akan maju. Seperti
yang umumnya terjadi di masyarakat pedesaan. Mereka lebih mementingkan
pendapatan untuk bisa bertahan hidup, terlebih lagi gengsi mereka untuk bisa
dipandang lebih kaya daripada tetangga lainnya.
Terkhusus untuk banyak
mahasiswa yang dinilai gagal dan belum memiliki pekerjaan sebenarnya mereka bukan
gagal, hanya saja mereka belum mendapatkan yang sebenarnya dari apa yang telah
mereka kerjakan selama kuliah. Bisa jadi mereka juga merupakan korban penghakiman
sosial atas status mahasiswanya. Lagi-lagi omongan tetanggalah yang biasanya
menyebabkan kegagalan dan keputusasaan itu. Baru satu atau dua bulan wisuda,
sudah ditanya sana-sini. Kenapa belum kerja? Makanya gak usah kuliah, mending
kerja aja tu lihat si A sekarang sudah sukses punya pekerjaan tetap dan sudah
menikah. Sarjana mana yang tidak penas telinganya Ketika mendengar ocehan
tersebut?. Tentunya sebagai seorang terpelajar kita harus bisa menyikapi ucapan
yang demikian, harus sabar dan memaklumi pemikiran mereka yang masih
terbelakang.
Jika kehidupan hanya
dipandang dari materi, maka bersiaplah ia menjadi budak dunia bahkan menjadi
budak orang lain. Orang yang orientasi hidupnya hanya uang, maka ia akan
memiliki kepekaan sosial yang rendah, acuh terhadap lingkungannya serta mudah
terprovokasi dan dibodohi orang lain. Betapa pentingnya ilmu itu.
Kembali lagi dalam
kegunaan dari kuliah atau menjadi mahasiswa. Teman-teman tentu sudah tau dan
merasakannya kan, Bagaimana perbandingan sikap saat pertama kali datang ke kampus,
yang mungkin dari desa. Kita masih “cupu”, kaku, dan lugu. Coba bandingkan
dengan saat ini yang mungkin sudah semester atas atau sudah tamat tentu punya
kepercayaan diri tinggi, terlebih lagi dengan bergaul dalam lingkungan
akademisi telah meningkatkan kemampuan berfikir dalam menghadapi masalah. Apalagi
yang banyak mengikuti kegiatan diluar kelas, akan lebih banyak lagi memiliki
pengalaman.
Dulu kebanyakan pola
fikir kita masih terbatas, karena dunia perkuliahan jauh banyak berbeda
dibandingkan dunia sekolah saat SMA/SMK. Dulu siswa yang dicari guru Ketika ada
tugas yang belum selesai atau nilai yang bermasalah, sekarang justru siswa yang
harus aktif mencari informasi terkait nilainya dan harus mau bersusah payah
untuk menghubungi dosen jika nialianya bermasalah dan masih banyak lagi
perbedaan dalam pembelajaran, pergaulan bahkan sampai cara hidup kita yang
harus dituntut untuk mandiri.
Tentu sangat banyak pelajaran yang kita ambil
dari bangku kuliah yang tidak kita dapatkan jika kita putus sekolah. Lantas apa
gunanya ilmu tersebut saat selesai kuliah? Tentu banyak sekali kegunaanya,
terutama sola pola fikir dan tujuan hidup, terlebih lagi pengetahuan tentang program
studi yang diambil. Jika teman-teman perhatikan lebih jauh lagi, bahwa menjadi
mahasiswa telah membuka cara pandang kita terhadapa dunia, banyak ilmu yang
didapat dari ruang kelas atau kegiatan eksternal lainnya. Banyak pelajaran
hidup yang dapat diambil dari pergaulan kita dengan orang-orang dari banyak
daerah sehingga punya banyak relasi dan
menerima berbagai cara sudut pandang.
Sistem Pendidikan kita
menjadikan Universitas atau perguruan tinggi sebagai Lembaga Pendidikan
tertinggi, oleh sebab itu penting untuk menggapai jenjang tersebut guna
mengejar ketertinggalan negara kita terhadap negara lain dalam berbagai bidang.
Meskipun masih banyak persoalan dalam dunia Pendidikan kita, maka hal itu
adalah menjadi Pekerjaan kita Bersama untuk memperbaikinya.
Kembali lagi bahwa
sebenarnya tidak ada rugi sedikitpun jika seseorang masuk jenjang perguruan
tinggi. Bahkan jika ia adalah orang yang “malas” dan sulit menagngkap
pelajaran, tetap saja akan ada yang di dapat dan membedakan orang tersebut
dengan orang yang tidak masuk ke dunia perkuliahan. Perlu digaris bawahi bahwa orang
yang bisa masuk perguruan tinggi supaya tidak menjadikannya sombong dan pongah
yang justru menganggap rendah orang yang tidak kuliah. Itu adalah kesalahan
besar, karena sebenarnya kita harus bersyukur dan bisa memikirkan rekan-rekan
dan adik-adik kita bagaimana untuk bisa melanjutkan pendidikannya seperti kita.
Ada juga yang mengatakan bahwa selembar ijazah itu tiada gunanya. Sebenarnya kebenaran kalimat itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Tahukah kalian jika dibalik selembar ijazah itu terkandung bertumpuk perjuangan orang tua yang bersusah payah menyekolahkan kita. Dibalik selemar ijazah itu pula terkandung keinginan dan impian yang amat besar orang tua terhadapa anakanya. segalanya diinfestasikan dibalik selembar ijazah itu. Bentuk fisik ijazah itu bisa jadi tidak terlalu penting, namun "nilai" yang terkandung didalamnya itu haruslah menjadi perhatian utama.
Sebagian kita mungkin pernah dengar atau terpengaruh dengan ungkapan jika semisal sosok Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, dan masih banyak lagi orang hebat lainnya yang bisa sukses tanpa gelar sarjana. Pernyataan menyimpang seperti ini jangan ditelan mentah-mentah. mereka memilih keluar kuliah karena telah memiliki projeknya masing-masing, dan mereka punya alasan kuat serta tekad yang kuat terhadap keputusan mereka. Mereka keluar kuliah karena memang sudah ada yang dikerjakan, dan tentu lingkungan mereka berbeda dengan lingkungan kita.
Andaikan mereka tidak kuliah pun lingkungan mereka sangat mendukung, yang mendorong mereka untuk maju. perlu diketahui mereka memiliki hobi membaca yang menjadikan mereka banyak wawasan dan ilmu pengetahuan. jadi keputusan mereka bukan sembarangan diambil. Bagaimmana dengan kadar keilmuan kita?
Jika ada orang berfikir untuk Drop Out (DO) karena ingin mengikuti jejak orang-orang hebat tersebut, maka berfikirlah ulang. sudah siapkah anda dengan apa yang anda pilih,? yakin kah anda?, bagaimana kesiapan menghadapi resikonya? sehingga untuk itu dunia perkuliahan masih sangat penting untuk kita jalani, sehingga mendapat pengetahuan yang lebih.
Buat kamu yang masih
ragu mengenai betapa pentingnya masuk perguruan tinggi, maka sebaiknya kita flashback kembali kegiatan selama ini. Apakah sudah digunakan dengan
sebaik-baiknya atau hanya ingin mengejar fisik selembar ijazah dan berpose memakai toga?
Komentar
Posting Komentar