Di Gedung Kuliahnya Nggak Ada Kaca ? Pantesan Pada Nggak Tau Diri

Semenjak cermin ditemukan sekitar 6000 tahun SM sampai sekarang mungkin fungsinya sebagian besar  tetap sama, yaitu melihat yang tidak akan mungkin bisa kita lihat. Seperti Telinga, mata, Leher, atau bahkan orang yang ada di belakang kita.

Cermin ada di hampir seluruh kehidupan kita mulai dari motor hingga sampai ke Hp kita semuanya memanfaatkan cermin. Dalam dunia Fashion cermin sangat penting untuk menunjang penampilan seseorang ketika akan tampil di depan publik. Nggak mau kan ketika berhadapan dengan banyak orang tapi ada tai mata yang masih nempel ?

      Orang yang suka bercermin, maka orang itu memiliki ketertarikan besar untuk diperhatikan. Berbeda dengan orang yang tidak suka atau tidak pernah bercermin atau berkaca, maka orang itu adalah tak peduli dengan penampilannya. Namun dari semua itu, yang paling bijak adalah orang yang bercermin seperlunya saja tanpa harus berlebihan.

        Dalam dunia perkuliahan sebagian orang menjadikan penampilannya sebagai modal utama untuk berangkat kuliah. Karena ia akan bertemu dengan banyak anak muda yang masih begitu peduli denga penampilannya. Jangan ditanya lagi fakultas mana yang paling rapi dan wangi, teman-teman tentu sudah tau bukan. Dialah sang calon guru dan calon hakim. Ada hal  yang mendasari hal tersebut, yaitu  profesi mereka yang nantinya akan berhadapan dengan banyak orang dimana penampilan dituntut harus optimal. 

        Dan tahukah teman-teman fakultas mana yang penampilannya semrawut benang kusut. Mungkin juga sudah tau. Tetapi saya tidak mempermasalhkan mereka, karena sudut pandang kerapian dan kenyamanan orang itu berbeda. Kembali lagi dalam penampilan, bahwa selama apa yang kita kenakan tidak mengganggu dan membuat keki orang-orang yang di sekitarya maka tidaklah mengapa. Yang menjadi masalah adalah ketika ia berpenampilan diluar batas kewajaran, seperti tidak mandi waktu kuliah, baju jarang dicuci, rambut acak karut, Muka masih bau bantal dan masih banyak lagi jenis manusia yang lainnya. Anehnya sebagian orang justru bangga dengan penampilan yang demikian. 

    Penampilan menunjukkan kepedulain terhadap dirinya sendiri. Ketika ia tidak peduli dengan dirinya maka jangan harap orang lain akan peduli. Apa yang ada pada diri kita adalah titipan dari-Nya, maka sudah selayaknya kita menjaganya dengan sebaik-baiknya. 

    Balik lagi soal  cermin, ia sebenarnya menunjukkan kepedulian kita terhadap diri sendiri terutama soal penampilan. Tentu bukan penampilan yang berlebihan dan bukan juga yang acuh, hanya cukup berpenampilan yang sopan dan elegan. Karena kita didik bukan hanya meperbaiki akal dan ilmu kita akan tetapi juga soal cara kita menjaga tubuh dan penampilan kita di hadapan orang lain. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KKN Di Desa Sendiri : Memberdayakan Rumah Sendiri Kenapa Tidak..?

mata kuliah Kewirausahaan UNI*

Ngaret, "Bad Habbit" yang jadi budaya